Langsung ke konten utama

Don't Judge By Its Cover. Wait. I Mean Don't Judge Anyone

Hari itu  adalah hari yang cerah. Tampak sinar matahari menyinari halaman tempat aku tinggal. Ya saat ini aku tinggal di Gresik, Jawa Timur. Pagi ini aku berniat untuk jalan-jalan pagi sembari ingin merasakan panasnya matahari. Yah memang disini suhunya  panas. Tapi aku mau rasain panasnya matahari, sengatannya yang sampai tembus ke badan hingga tulang-tulangku. 

Setelah berjalan menelusuri gang dan melewati beberapa rumah, aku melihat banyak anak-anak yang dipersiapkan oleh orangtuanya untuk pergi kesekolah. Ada yang mengingatkan bekal makanan -minuman, persiapan buku dan perlengkapan sekolah, dan ada yang memasangkan dasi anaknya. Aku jadi ingat ketika aku  bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, Mamaku selalu mengingatkan untuk membawa air minum. Dengan logat bataknya yang kuat dan nyaring: " Udah kau bawa minummu? dimana kau buat minummu? Masukkan langsung ke tas mu nanti lupa kau?".// jawabku dengan nada yang sedikit  melow :)
"Udah maa.. Udah ku masukkan ke tas ku. Di tupperware ku buat". // " Ohh okelah. Awas hilang tupperware itu ya.." Balas mamaku yang sangat peduli dengan barang-barang apalagi tupperware. Yahh sepertinya hampir semua orang tua kayak gitu.

Sembari berjalan santai aku mengingat kenangan itu. Tanpa sadar aku sudah berjalan  hampir 1 km. Panas matahari sudah terasa menyapa badanku. Keringatku bercucuran seperti sudah jogging 2 putaran jogging track di Jasdam. HAHAH. Aku singgah sebentar di salah satu supermarket. Mencari udara yang dingin dan menyegarkan sekalian aku mau membeli sesuatu juga sih. Seperti biasanya, pembeli antri untuk melakukan pembayaran. Di antrian utama ada 2 orang perempuan. Mereka belanja banyak sehingga banyak yang antri dibelakangnya termasuk aku. Mereka berpakaian cukup asing. Dimana di lingkungan aku bertempat tinggal adalah lingkungan yang memakai pakaian tertutup. Satu diantara mereka memakai dress yang sangat pendek, aksesoris yang rame dan rambut yang tidak rapi. Sementara untuk yang satu lagi menggunakan celana panjang yang ketat dan baju yang terbuka. Dengan tato yang banyak dan softlens yang sangat menyeramkan membuat pengunjung super market mendapatkan perhatian kepada mereka.

Mereka sangat lama untuk membayar karena menggunakan cash dan harus menghitung uang yang cukup banyak. Salah satu pengunjung berkata " Kenapa ngga pake debit aja sih mba, kalo gini kan jadi lama". Mereka hanya mengangguk dan diam. Kebetulan mesin kasir yang lainnya tidak bisa digunakan jadi hanya bisa satu antrian saja. Kemudian pengunjung lainnya berkata " Mba, ngga bawa kartu debit kah? atau gimana ? lama banget sih". Lalu mereka menjawab, " Maaf ya mba, kami adanya cash, debit ngga ada ". Dengan wajah kesal, salah satu pengunjung berkata " Oalah, gayanya aja yang banyak tapi debit ngga punya. Nyusahin aja ". 

Setelah selesai berurusan dengan kasir, kedua perempuan itupun keluar. Aku mendengar bahwa para pengunjung berkomentar banyak tentang pakaian mereka sampai-sampai  menuduh mereka adalah perempuan yang tidak baik-baik dan bahkan dari keluarga yang tidak baik-baik juga. Aku heran mereka beranggapan jauh seperti itu. Padahal kita tidak tahu latar belakang mereka seperti apa. Aku memperhatikan mereka yang masih berada diluar tepatnya berada di parkiran. Tiba-tiba ada pengendara motor yang ingin parkir terjatuh, dengan sigap kedua perempuan ini menolong dan memapah yang terjatuh itu. Kami yang ada di super market terkejut. Aku melihat bahwa kedua perempuan itu sangat perhatian, memberikan minum yang mereka beli tanpa ada pertimbangan. Mereka sangat baik. 

Aku tahu bahwa setiap orang berhak berpendapat. Namun, jika memberikan pendapat yang sampai menghakimi dan menimbulkan dugaan buruk adalah salah. Meskipun penampilan mereka kurang baik namun bukan berarti mereka memiliki sifat yang buruk. Seseorang tidak boleh dipandang sebelah mata. Karakter, cara mereka memperlakukan sesama manusia adalah hal utama dalam bersosialisasi, bekerja sama bahkan mengenal satu sama lain. Kita tidak berhak untuk menghakimi orang lain seolah-olah kita tidak  memiliki kekurangan atau tidak pernah berbuat kesalahan. 
Seringkali kita menghakimi tanpa pengetahuan yang lengkap. Menghakimi orang lain secara moral dan sosial adalah masalah yang lebih kompleks, Memang memiliki pendapat dan nilai-nilai pribadi adalah hal yang wajar. Namun, jika sikap yang tertutup, penghakiman yang tidak adil atau prasangka buruk dapat menyebabkan ketidakadilan dan bahkan diskriminasi. Sehingga sebagai sesama manusia, cobalah untuk berusaha memahami perspektif orang lain, terbuka  terhadap dialog dan situasi. Terkadang apa yang kita lihat tidak seburuk apa yang sebenarnya. Dunia ini begitu kompleks sehingga manusia juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap orang pernah membuat kesalahan, tidak sempurna dan patut untuk belajar dari berbagai situasi sehingga tidak menimbulkan hal yang negatif dan menghakimi. 

Ost: Coldplay- Yellow

















Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebih Baik Pahit di Awal

               Awal munculnya lagu "Axile" by Taylor Swift ft Bon Iver, aku merasakan emosi yang disampaikan oleh lagu ini. Cara Taylor dan  Bon Iver mendeskripsikan masing-masing POV bisa aku bayangkan dengan jelas. Entah itu pernah terjadi atau tidak tapi aku bisa memvisualisasikan dengan baik dipikiranku. Bon Iver menggambarkan ekspresi/peran seseorang yang kebingungan betapa cepat sang mantan move on dan tidak merasakan apa yang ia rasakan. Dia terluka, namun tidak punya hak untuk marah. Disamping itu, Taylor menggambarkan perasaan dari sudut pandang sang mantan. Dia memandang dan melihat bahwa laki-laki yang pernah ia cintai penuh dengan benci dan menyalahkannya. Mereka berdebat  sampai berlarut-larut. Karena ketidakmampuan mereka untuk saling memahami dari pandangan yang  berbeda. Sebenarnya banyak makna yang bisa diambil dari lagu ini. POV yang  berbeda di hubungan mereka terasa jelas. Mereka berpisah karena perbed...

Let's start over. Awal mula aku pakai konsep " To Do List"

Aku ngga tau ini bakalan works atau ngga. Hanya saja aku pengen menulis blog lagi. 14 Maret. It's my birthday. Aku sangat bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini. Merasakan bagaimana menghirup udara, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-orang, melihat pemandangan yang begitu indah dan merasakan berbagai emosi yang ada dipikiranku. 14 Maret 2023. It's my 23th years old. Aku ternyata sudah sampai ke tahap ini. Usia menuju yang biasa disebut orang-orang  the quarter of life . Sebenarnya aku kurang paham sih tentang konsep itu. Tapi hal itu sepertinya cukup menakutkan, menyenangkan dan menantang. Selama ini, aku biasanya melakukan aktivitas secara sistematis. Melakukan sesuatu dengan terstruktur. Mengikuti pola dan catatan kecil yang aku sudah persiapkan di malam hari dan kemudian aku aplikasikan di esok harinya. Itu bermula ketika aku SMP kelas 8 atau 9 aku lupa. Hehehe. Salah satu guru sejarah  memberikan tugas kepada kami untuk melakukan "M...