Langsung ke konten utama

Mimpi Malam Tidur


Menjadi asing jika setiap orang tidak pernah bermimpi. Di malam yang sunyi dan dinginpun tetap bermimpi dengan berbagai keadaan tertidur. Mengenai mimpi tidur, ada fakta menarik bahwa ketika lima menit pertama bangun kita sudah melupakan setengah dari isi mimpi kita dan sepuluh menitnya sudah mencapai 90% telah melupakan mimpi. Sehingga tidak heran jika kita tidak mengingat mimpi kita bahkan beranggapan bahwa kita tidak bermimpi sama sekali. Kebanyakan mimpi terjadi pada tahap REM (Rapid Eye Movement) dimana terjadi siklus atau tahap tubuh benar-benar tidak bergerak tetapi mata bergerak yang menunjukkan bahwa tidur benar-benar nyenyak. Untuk cek fakta lainnya terkait mimpi tidur boleh cek disini ya.

Aku pernah membaca disuatu teks blog mengenai tipikal orang yang sedang bermimpi tidur dalam persepsi  kejadiaan nyata,mereka dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Orang yang jika bermimpi akan menjadi kenyataan dan orang yang jika bermimpi akan mengalami kebalikan dari mimpi tersebut. Pertama, orang yang jika bermimpi akan menjadi kenyataan merupakan orang-orang memiliki pertanda signal dengan emosi dan khayalan yang bisa dikatakan sejalan. Namun, bukan berarti apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan keadaan apapun akan terwujud. Tetapi, pemikiran dan rasa mereka dapat diselaraskan dengan apa yang terjadi. Kebanyakan orang-orang mengalami hal ini. Apa yang mereka hadapi atau temukan dalam mimpi kemarin malam menjadi kejadian pada pagi harinya ataupun pada waktu yang akan datang. Mengingat akan apa yang pernah terbayangkan membuat orang yang mengalaminya berkeyakinan bahwa mimpi mereka menjadi kenyataan. Satu, dua, tiga mimpi menjadi kenyataan. Mimpi buruk atau mimpi indah tidak penting. Yang terpenting adalah akan ada rasa takut dan senang jika orang dengan tipikal ini mengingat kembali mimpi mereka dan membayangkan hal yang akan datang. Tipikal orang yang bermimpi menjadi kenyataan akan selalu berharap dengan adanya mimpi indah yang menghangatkan pikiran dan  perasaannya.

Kedua, orang yang jika bermimpi akan mengalami kebalikan dalam kehidupan nyata. Ketika membaca beberapa komentar yang berbaris dipostingan teks tersebut, aku sempat berpikir bahwa orang yang merupakan tipikal seperti ini akan senang. Karena akan mendapatkan tanda atau hal yang mengingatkan pikiran mereka untuk tetap waspada. Mereka merasakan mimpi akan menjadi tanda yang akan menyelamatkan mereka. Akan sangat sulit bagi tipikal ini untuk membayangkan yang akan terjadi karena harus memikirkan bagian mana yang menjadi kebalikan dari mimpi tidurnya.  Kalau kalian tipikal yang mana? Hal ini tidak dapat diatur apakah aku atau kamu tipikal pertama atau kedua yang pasti setiap tipikal memiliki kelebihan dan kelemahan dan kedua tipikal ini tidak menjadi patokan bagi setiap pribadi yang seolah-olah menerka apa yang akan terjadi.

Suatu malam aku bermimpi tentang keadaan sekolah yang begitu tenang dan damai. Ada hal yang spesial yang hadir disekolahku. Sepuluh menit ajaib membuat seluruh guru dan siswa disekolahku terasa damai dan hening. Tidak tahu apa penyebabnya. Yang jelas, aku, teman-teman dan guruku merasa itu adalah sepuluh menit terbaik yang pernah ada disekolahku. Hingga pagi yang cerah membangunkan aku dari tidur yang pulas. Mengingat akan mimpi malamku, rasa penasaran dan semangat membuatku senang untuk pergi kesekolah. Hari itu adalah hari dimana Try out ujian nasional diadakan. Sembari menunggu giliran untuk ujian, semua siswa melakukan berbagai hal dengan cara mereka sendiri. Hingga suatu ketika, ada pengumuman dari bagian kesiswaan bahwa salah satu guru kami telah meninggal ketika berangkat ke sekolah. Dan kami semua diharapkan menghentikan kegiatan yang sedang kami lakukan dan mengheningkan cipta. Gemetar dan terkejut merupakan tindakan utama yang ada pada emosi dan perasaanku. Mengingat kembali apa yang telah aku mimpikan bahwa ada waktu yang membuat kami merasakan keheningan. Tetapi yang terjadi adalah keheningan karena kesedihan bukan kebahagian seperti yang ada pada mimpiku. Bukan hanya satu atau dua mimpi kebalikan yang aku rasakan. Tetapi hampir semua yang aku ingat akan terjadi dan itu kebalikan. Rasa takut dan cemas akan selalu hadir jika ada mimpi yang jelas aku ingat dan situasinya selaras dengan apa yang sedang terjadi pada hidupku.

Ketika sudah tamat dari bangku SMA, disuatu hari seperti biasanya aku dan temanku pergi ke salah satu Plaza yang ada di daerah dimana kami tinggal bersama untuk melanjutkan pendidikan. Langkah kaki kami berhenti di salah satu standcoffee  yang menyediakan minuman kesukaan kami. Bubble. Waktu tidak lagi memandang seberapa lama kami tertawa dan bercerita mengenai masa lalu, masa kecil, dan masa yang akan datang. Hidangan manis dan  taking photos menemani setiap cerita yang kami utarakan. Mengenang masa lalu yang penuh drama menjadi topik utama pada perjumpaan kami kali ini. Apa yang terjadi dimasa lalu dibahas kembali. Cerita masa lalunya yang begitu kelam terbayang jelas dipikiranku. Kekhawatiran untuk menemukan pria yang benar menerima apa adanya terdengar dan dapat aku rasakan. Hingga dia menemukan pria yang membuat dia benar-benar yakin bahwa Tuhan itu adil. “ Masa lalu tidak akan pernah terlupakan dan pasti ada situasi yang akan mengingatkan masa lalu itu. Tetapi, aku akan melakukan yang terbaik untuk tetap menjaga hatimu”. Itu adalah kalimat pendukung yang membuat dia yakin dengan pria ini. Bukan hanya kalimat, tetapi dia benar-benar membuktikannya.

Semua cerita, segmen, dan bahkan emosi yang dia jelaskan tersampaikan dengan baik. Sampai pesan spam yang berjejer tidak dihiraukannnya lagi. Hingga suatu ketika, nada dering handphonenya berbunyi. Menandakan ada panggilan sementara. Miss Call.  Waktu bercerita terhenti karena panggilan tersebut. Membuka pesan Whatshapp menjadi pelarian untuk melihat apakah ada yang terlewatkan. Ternyata dari orang yang dia sayang. Darling. Mungkin menjadi hal biasa untuk sepasang kekasih untuk mengetahui kabar, keadaan, dimana posisi mereka masing-masing. Menyisipkan rayuan manis disetiap pesan dan emoticon yang menunjukkan rasa sayang dan juga saling mengirim foto dimana mereka berada. Mengizinkan aku untuk membaca pesan mereka merupakan hal yang tidak seharusnya ia lakukan. Mungkin karena aku adalah tipikal orang yang cukup menjaga privasi pesan. Bukan karena ada yang disembunyikan tetapi setiap orang memiliki hak untuk menjaga privasi pribadi. Namun, tidak apa jika itu membuat dia tidak terganggu. Semua pesan mereka sangat singkat. Sekedar memberi kabar dan sisipan stiker manis yang ada. Mereka lebih sering meluangkan waktu untuk bertelepon dan video call.

“Mimpi indah”. Dua kata yang setiap malam mereka sampaikan sebelum mengakhiri percakapan hari itu. Berharap mereka akan mimpi indah untuk istirahat. Namun, saat membaca pesan tersebut. Dia berkata bahwa sebenarnya dia takut dan resah. Jika dia mengingat mimpinya dengan jelas, selaras dengan momentum apa yang terjadi, mimpi tersebut adalah kebahagiaan, itu pertanda bahwa akan ada kebalikan dari mimpi tersebut. Pada saat itu, aku beranggapan bahwa dia sudah menyugesti dirinya sendiri lantaran dengan kejadian-kejadian yang dia alami dan dia menyangkal akan hal itu. Meskipun dulu aku juga sering mengalaminya, bukan berarti aku memberikan stigma lemah terhadap yang pernah mengalami hal tersebut. Tetapi memberikan pandangan positif terhadap kejadian yang akan datang dan tetap waspada.

Selama tiga tahun menjadi waktu yang cukup bagiku untuk beradaptasi dengan keadaan malam yang menjadi misterius. Bukan membuat pandangan lemah terhadap diri sendiri, namun menceritakan pengalaman menjadi hal utama dan memberikan pandangan baru terhadap apa yang aku alami pada tiga tahun tersebut. Mungkin tidak setiap malam aku mengingat mimpi tidurku tetapi ada saat-saat dimana situasi yang mengingatkan aku seolah-olah sedang mengalami dejavu. Ada situasi dan kondisi yang menjelaskan ulang bagaimana aku pernah mengingat keadaan yang begitu menyenangkan namun kenyataannya begitu menyedihkan. Berpikir kapan dan bagaimana aku diposisi itu membuat aku menjadi tertekan sesaat. Hingga titik tertinggi ketika mengalami kebalikan mimpi adalah tidak mengharapkan seseorang mengucapkan “Selamat tidur, mimpi indah”. Dia yang menyampaikan pesan singkat tersebut pasti mengharapkan aku tidur dengan nyenyak dan mendapatkan mimpi yang indah. Hingga pagi hari tiba dan berjumpa kembali dengan perasaan yang senang. Situasi dan kondisi yang tidak akan terlupakan akan hadir.

Tertawa bersama dan bercerita  sepanjang perjalanan, beradu argumen sampai menjelaskan beberapa sudut pandang yang  berbeda.Berlari bersama sembari memperebutkan payung kecil menuju halte bus dengan menghadang gerimis membuat kami tidak menghiraukan bahwa orang-orang melihat kami dengan perasaan aneh dengan tawa kecil mereka. Mendengarkan musik menjadi hal yang menyelamatkan persamaan kami. Karena kami memiliki banyak perbedaan. Fisik, pandangan, warna kesukaan, makanan kesukaan semua berbeda. Menerima perbedaanlah yang menjadikan kami bertahan dengan komunikasi yang saling menghargai. Setiap pulang sekolah, menyimak lirik lagu yang kami dengarkan dari  radio bus kota adalah situasi diam bagi kami.  Lagu Romance,Pop, Rock n Roll menjadi trend dimasa itu. Pulang kerumah masing-masing dengan lambain tangan gemulai menjadi rutinas perpisahan singkat kami. Mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan rumah, bermain dengan tetangga menjadi kegiatan yang tidak kami lakukan bersama.

Malam hari adalah waktu yang bisa diluangkan untuk berbagi cerita kembali. Menyisipkan sedikit waktu untuk bertukaran pesan sebelum tidur menjadi rutinitas bagi orang-orang yang sedang mempersiapkan diri untuk layak dikagumi. Hingga satu  kalimat perpisahaan yang tidak aku harapkan ada pada dikolom pesannya yang menjadi akhir percakapan kami. Aku tidak tahu apa yang sebaiknya aku lakukan untuk menghentikan pengiriman pesan itu tanpa menyebabkan hadirnya kalimat tanya. Kekhawatiran menjadi alasan utama yang sangat mengganggu  pikiranku. Memutuskan untuk tidak menceritakan apa-apa adalah hal baik bagiku saat itu. Berharap keadaan saat itu adalah masa sesaat dan bukan waktu yang lama. Dan ternyata benar. Itu adalah masa sesaat. Tiga tahun pada masa SMA adalah masa yang malam tidurku dipenuhi dengan berbagai emosi. Hal ini membuat aku banyak melihat berbagai sudut pandang, kejadian dan keadaan yang berbeda. Sebenarnya jika aku memiliki pemikiran yang sederhana dan tidak peduli dengan arti mimpi malam tidur, mungkin aku tidak serumit itu untuk menerka-nerka dan penasaran  apa yang akan terjadi, apa yang harus aku lakukan dan lain-lain. Namun, dari situasi itu aku diperhadapkan dengan berbagai situasi yang membuat aku semakin bersemangat. Tidak ada rasa takut atau merasa resah lagi. Karena aku yakin semua akan baik-baik saja. All is Well.

 

“ Setiap waktu dan kejadian adalah hal yang sangat berharga. Jalani, syukuri dengan hikmat dan pengertian. Berpikirlah secara rasional untuk mendapatkan berbagai sudut pandang, kritis dan mudah beradaptasi dengan berbagai keadaan. Karena kamu adalah apa kamu pikirkan”.

 

Written by: Ruth Yolanda Sinurat~ ^^

Komentar

  1. Kehidupan dalam keadaan senang dan sedih harus di syukuri ,karna kalau kita menyukuri maka kita hidup kita bisa berjalan dengan baik dan penuh hikmah kehidupan

    BalasHapus
  2. Sangat inspiratif, motivatif dan informatif.
    Mantap teaser.

    BalasHapus
  3. Coayoo πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  4. Sangat menginspirasi dan saya juga mengalaminya.
    Ditunggu cerita selanjutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih dewi. Semangat untuk menunggu cerita selanjutnya^^

      Hapus
  5. Ceritanya menarik dan bagus. Semangat berkaryaπŸ‘πŸ»πŸ‘

    BalasHapus
  6. Mantap sangat menginspirasi. Lanjutkan cerita berikutnya
    Kami tunggu yaaaa...

    BalasHapus
  7. Semangat Uut πŸ’πŸ’πŸ’ yang terbaik untuk mu

    BalasHapus
  8. jangan pernah takut untuk bermimpi krn mimpi tu gratis. Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebih Baik Pahit di Awal

               Awal munculnya lagu "Axile" by Taylor Swift ft Bon Iver, aku merasakan emosi yang disampaikan oleh lagu ini. Cara Taylor dan  Bon Iver mendeskripsikan masing-masing POV bisa aku bayangkan dengan jelas. Entah itu pernah terjadi atau tidak tapi aku bisa memvisualisasikan dengan baik dipikiranku. Bon Iver menggambarkan ekspresi/peran seseorang yang kebingungan betapa cepat sang mantan move on dan tidak merasakan apa yang ia rasakan. Dia terluka, namun tidak punya hak untuk marah. Disamping itu, Taylor menggambarkan perasaan dari sudut pandang sang mantan. Dia memandang dan melihat bahwa laki-laki yang pernah ia cintai penuh dengan benci dan menyalahkannya. Mereka berdebat  sampai berlarut-larut. Karena ketidakmampuan mereka untuk saling memahami dari pandangan yang  berbeda. Sebenarnya banyak makna yang bisa diambil dari lagu ini. POV yang  berbeda di hubungan mereka terasa jelas. Mereka berpisah karena perbed...

Let's start over. Awal mula aku pakai konsep " To Do List"

Aku ngga tau ini bakalan works atau ngga. Hanya saja aku pengen menulis blog lagi. 14 Maret. It's my birthday. Aku sangat bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini. Merasakan bagaimana menghirup udara, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-orang, melihat pemandangan yang begitu indah dan merasakan berbagai emosi yang ada dipikiranku. 14 Maret 2023. It's my 23th years old. Aku ternyata sudah sampai ke tahap ini. Usia menuju yang biasa disebut orang-orang  the quarter of life . Sebenarnya aku kurang paham sih tentang konsep itu. Tapi hal itu sepertinya cukup menakutkan, menyenangkan dan menantang. Selama ini, aku biasanya melakukan aktivitas secara sistematis. Melakukan sesuatu dengan terstruktur. Mengikuti pola dan catatan kecil yang aku sudah persiapkan di malam hari dan kemudian aku aplikasikan di esok harinya. Itu bermula ketika aku SMP kelas 8 atau 9 aku lupa. Hehehe. Salah satu guru sejarah  memberikan tugas kepada kami untuk melakukan "M...

Don't Judge By Its Cover. Wait. I Mean Don't Judge Anyone

Hari itu  adalah hari yang cerah. Tampak sinar matahari menyinari halaman tempat aku tinggal. Ya saat ini aku tinggal di Gresik, Jawa Timur. Pagi ini aku berniat untuk jalan-jalan pagi sembari ingin merasakan panasnya matahari. Yah memang disini suhunya  panas. Tapi aku mau rasain panasnya matahari, sengatannya yang sampai tembus ke badan hingga tulang-tulangku.  Setelah berjalan menelusuri gang dan melewati beberapa rumah, aku melihat banyak anak-anak yang dipersiapkan oleh orangtuanya untuk pergi kesekolah. Ada yang mengingatkan bekal makanan -minuman, persiapan buku dan perlengkapan sekolah, dan ada yang memasangkan dasi anaknya. Aku jadi ingat ketika aku  bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, Mamaku selalu mengingatkan untuk membawa air minum. Dengan logat bataknya yang kuat dan nyaring: " Udah kau bawa minummu? dimana kau buat minummu? Masukkan langsung ke tas mu nanti lupa kau?".// jawabku dengan nada yang sedikit  melow :) "Udah maa.. Udah ku masukkan ke t...